Implikasi Pertumbuhan
& Perkembangan Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan
1.
Implikasi
Pertumbuhan Fisik Peserta Didik Remaja
Pertumbuhan
fisik adalah perubahan yang berlangsung secara fisik dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Meliputi perubahan ukuran tubuh pada masa
remaja.
2. Implikasi Perkembangan Intelek Peserta Didik Remaja
Perkembangan
intelek, merupakan psikologis yang di dalamnya melibatkan proses (memperoleh,
menyusun dan menggunakan pengetahuan). Contoh: menerima penjelasan dari guru
untuk menyelesaikan soal matematika, kemudian peserta didik berlatih
mengerjakan soal-soal sesuai yang diajarkan oleh guru.
Implikasi
terhadap penyelenggaran pendidikan, siswa
pada usia remaja masih dalam proses penyempurnaan penalaran, guru hendaknya
tidak menganggap bahwa mereka berpikir dengan cara yang sama dengan guru. Guru
perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengadakan diskusi secara baik
serta memberikan tugas-tugas penulisan makalah. Cara yang baik dalam mengatasi
bentuk-bentuk pemikiran yang belum matang ialah membantu siswa menyadari bahwa
mereka telah melupakan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pada usia remaja,
banyak hal yang hanya dapat dipelajari melalui pengalaman. Apabila dihadapkan
pada perbedaan-perbedaan interprestasi tentang konsep-konsep yang abstrak, guru
hendaknya menjelaskan konsep-konsep tersebut dengan sabar, penuh simpatik, dan
dengan hati terbuka bukan dengan marah-marah atau tidak bisa menerima
kesalahan-kesalahan mereka.
3. Implikasi Perkembangan Bakat Khusus Peserta Didik
Remaja
Perkembangan
bakat khusus, merupakan potensi atau kemampuan khusus yang terbentuk sejak
kecil dan jika terus diasah dan dikembangkan akan muncul keahlian khusus dalam
bidang tertentu sesuai kemampuannya. Implikasi
terhadap penyelenggaran pendidikan, sampai sekarang belum
ditemukan tes bakat khusus yang cukup luas daerah pemakaiannya (seperti tes
inteligensi). Hal ini disebabkan tes bakat sangat terikat oleh konteks
kebudayaan tempat tes itu disusun dan dilaksanakan. Selain itu, macam-macam
bakat khusus juga terikat oleh konteks pola kebudayaan tempat seseorang
dibesarkan. Bakat anak dapat dikenali dengan melakukan observasi terhadap apa
yang selalu dikerjakan dan digemari anak. Dengan mengenal ciri-ciri anak
berbakat, orang tua dapat menyediakan lingkungan pendidikan yang sesuai dengan
bakat anak tersebut. Manfaat dari kemampuan orang tua untuk mengenal bakat anak
ialah orang tua dapat membantu sekolah dalam penyusunan program dan prosedur
pemanduan anak-anak berbakat. Sebagai contoh, orang tua memberi keterangan
tentang butir-butir berikut ini :
·
Hobi
dan minat anak yang khusus
·
Pengalaman-pengalaman
khusus
·
Cita-cita
masa depan
Pengenalan
bakat dan upaya pengembangannnya membantu remaja untuk menentukan pilihan yang
tepat dan menyiapkan dirinya untuk mencapai tujuan dan karier kehidupannya.
4.
Implikasi
Perkembangan Hubungan Sosial Peserta Didik Remaja
Perkembangan
hubungan sosial, merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Pada
fase ini, faktor intelektual dan emosional merupakan peran yang sangat penting
dari tingkat yang terbatas sampai yang luas. Seiring bertambahnya umur dan
dewasanya seseorang, tingkat hubungan sosial berkembang menjadi lebih luas dari
sebelumnya. Contoh: bayi yang mulanya hanya mengenal kedua orang tuanya, namun
ketika semakin tumbuh menjadi berkembang hubungan sosialnya di lingkungan
masyarakat.
Implikasi
terhadap penyelenggaran pendidikan, masa
remaja merupakan masa mencari jati diri sehingga ia memiliki sikap yang terlalu
tinggi dalam menilai dirinya atau sebaliknya. Penciptaan kelompok sosial remaja
perlu dikembangkan untuk memberikan ruang kepada mereka ke arah perilaku yang
bermanfaat dan dapat diterima oleh masyarakat umum. Di sikolah perlu sering
diadakan kegiatan bakti sosial, kelompok belajar, dan kegiatan-kegiatan lainnya
di bawah asuhan guru pembimbing.
5. Perkembangan
Bahasa Peserta Didik Remaja/Usia Sekolah Menengah
Perkembangan bahasa sangat dipengaruhi
oleh perkembangan kognitif (daya fikir) sehingga secara tidak langsung
intelligent sangat diperlukan dalam pengembangan kemampuan berbahasa. Perkembangan berbahasa adalah
meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik dengan cara lisan,
tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.
Faktor yang memengaruhi perkembangan
bahasa :
· Faktor
umur
· Faktor
kondisi lingkungan (lingkungan kampung berbeda dengan lingkungan desa)
· Faktor
kecerdasan (intelligent/background pendidikan)
· Status
sosial ekonomi keluarga
· Faktor
kondisi fisik
Pengaruh kemampuan berbahasa terhadap
kemampuan berfikir : orang yang memiliki daya fikir tinggi akan mudah
menyampaikan informasi/berkomunikasi secara efektif, sehingga orang lain yang
menerima informasi tersebut tidak salah persepsi dengan topik bahasan yang
dibicarakan. Implikasi pengembangan kemampuan bahasa remaja terhadap
penyelenggaraan pendidikan yakni dengan melatih peserta didik untuk belajar
mengolah bahasa, contohnya melalui kegiatan review/menceritakan kembali
terhadap sebuah cerita dengan bahasanya sendiri.
6. Perkembangan
Emosi Peserta
Didik Remaja
Menurut Crow & Crow (1958), emosi
adalah warna afektif (perasaan yang terlalu menyertai perbuatan-perbuatan kita
sehari-hari) yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik. Kondisi
emosional remaja : cinta/kasih sayang, perasaan gembira, kemarahan dan
permusuhan, ketakutan, dan kecemburuan.
Ciri-ciri emosional remaja dibagi
menjadi 2 rentang usia, yakni (12-15 th) dan (15-18 th). Perbedaan di antara
keduanya adalah :
· 12-15th
:
- Cenderung
bersikap pemurung
- Berlaku
kasar untuk menutupi rasa kurang PDnya
- Sering
marah akibat kombinasi ketegangan psikologis, ketidakstabilan biologis, dan
kelelahan
- Ber-ego
besar (ingin menang sendiri)
- Mengamati
orang tua dan guru-guru secara lebih objektif dan mungkin marah bila tertipu
dengan gaya guru yang bersikap serba tahu
· 15-18th
:
- Sering
memberontak sebagai ekspresi dari perubahan dari masa kanak-kanak ke dewasa
- Banyak
mengalami konflik dengan orang tuanya
- Sering
melamun untuk memikirkan masa depannya
Faktor-faktor yang memengaruhi
perkembangan emosi ada 2, yakni perkembangan intelektual dan perkembangan
kelenjar endokrin (perasaan).
Metode
belajar yang menunjang perkembangan emosi :
a. Belajar
dengan coba-coba
b. Belajar
dengan cara meniru (melihat dan mengamati terhadap sesuatu yang kemudian
ditirunya)
c. Belajar
dengan cara mempersamakan diri
d. Belajar
melalui pengondisian
e. Belajar
di bawah bimbingan dan pengawasan (melalui pelatihan)
Pengaruh emosi terhadap tingkah laku
yakni emosi, perasaan yang dirasakan peserta didik akan memengaruhi
perilakunya, efektivitas belajarnya, serta semangat belajarnya. Kecerdasan emosional merupakan
kecerdasan yang menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri
sendiri dan orang lain dan menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan
efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Unsur penting
kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri),
kecakapan sosial (menangani suatu hubungan), dan keterampilan sosial
(kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain).
Lima
wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk
mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
a. Mengenali
emosi diri (kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu
terjadi).
b. Mengelola
emosi (menangani perasaan agar terungkap dengan tepat).
c. Memotivasi
diri (berfikir positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya).
d. Mengenali
emosi orang lain (empati).
e. Membina
hubungan dengan orang lain (kecerdasan bergaul/hidup bersosial).
Implikasi pengembangan emosi remaja
terhadap penyelenggaraan pendidikan dapat diwujudkan dengan mengadakan
bimbingan konseling (BK), dimana peranan BK tersebut sebagai wadah untuk
menampung segala konsultasi, share, dari peserta didik mengenai perkembangan
emosional psikisnya.
7. Perkembangan
Nilai, Moral & Sikap Peserta Didik Remaja
Nilai adalah ukuran baik buruk, benar
salah, boleh-tidak boleh, indah-tidak indah suatu perilaku atau pernyataan yang
berlaku dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat. Moral adalah ajaran tentang baik buruk
suatu perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya
(Purwadarminto,1950:1957). Keterkaitan antara nilai dan moral yakni moral
berperan dalam kontrol bersikap dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
hidup. Tugas perkembangan yang harus dilakukan
remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari masyarakatnya,
serta mengganti konsep-konsep moral yang berlaku umum dan merumuskannya ke
dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman berperilakunya.
Perubahan dasar dalam moral yang harus
dilakukan oleh remaja menurut Michael antara lain:
a. Pandangan
moral individu makin lama menjadi lebih abstrak.
b. Keyakinan
moral lebih berpusat pada apa yang benar dan apa yang salah.
c. Penilaian
moral yang semakin kognitif mendorong remaja untuk berani mengambil keputusan
terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya.
d. Penilaian
moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral
menimbulkan ketegangan emosi.
Tahap-tahap
perkembangan moral :
a. Tingkat
prakonvensial (anak tanggap terhadap aturan budaya dan ungkapan budaya mengenai
baik dan buruk, benar dan salah). Tingkatan ini dibagi lagi dalam dua tahap :
- Tahap
orientasi hukuman dan kepatuhan
- Tahap
orientasi relativis-instrumental
b. Tingkat
konvensional (sikap anak yang secara aktif mempertahankan, mendukung, dan
membenarkan seluruh tata tertib atau norma-norma serta mengidentifikasi diri
dengan orang tua atau kelompok yang terlibat di dalamnya). Tingkatan ini dibagi
menjadi 2 tahap :
- Tahap
orientasi kesepakatan antarpribadi atau orientasi
- Tahap
orientasi hukuman dan ketertiban
c. Tingkat
pasca-konvensional (otonom/berlandaskan prinsip). Tingkatan ini dibagi menjadi
2 tahap :
- Tahap
orientasi kontrak social legalitas
- Tahap
orientasi prinsip etika universal
Faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan nilai, moral, dan sikap
adalah lingkungan social di lingkup kehidupannya.
Upaya pengembangan nilai, moral, dan
sikap remaja :
a. Menciptakan
hubungan komunikasi
b. Menciptakan
iklim lingkungan yang serasi
8. Implikasi
Pemenuhan Kebutuhan Remaja Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan
Ada sejumlah kebutuhan utama remaja yang
penting untuk dipenuhi, yaitu :
1. Kebutuhan
akan kasih sayang
2. Kebutuhan
akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok
3. Kebutuhan
untuk berdiri sendiri
4. Kebutuhan
untuk berprestasi
5. Kebutuhan
akan pengakuan dari orang lain
6. Kebutuhan
untuk dihargai
7. Kebutuhan
untuk memperoleh falsafah hidup yang utuh
Menurut Maslow ada sejumlah kondisi yang
merupakan prasyarat dan sekaligus menjadi intervensi edukatif bagi pemenuhan
kebutuhan remaja tersebut, yakni :
1. Adanya
kemerdekaan untuk berbicara
2. Adanya
kemerdekaan melakukan apa saja yang diinginkan sepanjang tidak merugikan diri
sendiri dan orang lain
3. Adanya
kemerdekaan untuk mengeksplorasi lingkungan
4. Adanya
keadilan
5. Adanya
kejujuran
6. Adanya
kewajaran
7. Adanya
ketertiban
makasih
ReplyDelete